Pelangi-pelangi alangkah indahmu/merah kuning hijau/di langit yang
biru. Mejikuhibiniu, warna apakah yang Anda sukai? Atau apakah yang terlintas
di benak Anda jika muncul warna ungu, kebahagiaan
atau kesedihan?
Ada banyak warna di dunia ini akan tetapi nampaknya beberapa warna
sudah melekat pada tanda, simbol, bentuk atau benda tertentu.
Misalnya ketika saya bertanya pada teman-teman kecil saya: What
is it red? mereka dengan lantang menjawab “Apple”. Kemudian ketika
mereka saya minta untuk mewarnai gambar apel dan hati, sebagian besar dari
mereka memberikan warna merah meskipun beberapa diantaranya juga memberikan
warna pink atau biru. Sekedar iseng saya lalu bertanya kepada mereka alasan
penggunaan beberapa jenis warna tersebut:
Target Pertama: Dinda (usia 6 tahun)
“Kenapa diwarnain merah, Dinda#bukan
nama sebenarnya#?kan ada apel hijau?” tanya saya.
Dinda #yang bukan nama sebenarnya# yang masih asyik dengan crayonnya,sembari
mengusap dengan tangan satunya hidung
yang memerah karena sedari tadi beringus, menjawab” Karena apel itu merah Miss. Aku nggak suka apel hijau rasanya ngak
enak. Kemarin Mama aku beli apel merah banyak
banget, belinya nggak disini Miss. Aku suka makan buah. Bla bla bla bla.”
Sebaiknya saya mengganti subjek pertanyaan sebelum Dinda menceritakan jenis
buah-buahan yang lain.
Saya kembali bertanya mengapa dia memilih warna merah untuk gambar
hati. Beginilah jawabannya
“Boneka tedy aku pegang hati
warna merah Miss, lagian aku suka warna merah. Dirumah ada juga yang hatinya
warna biru tapi aku ngak suka warna biru. Biru kan punya nya Mas Izhan #saudara
laki-lakinya#Miss tau kan boneka yang warna pink, yang bawa hati?aku punya dua
di rumah. Bla bla bla”.
“Ya sudah, dilanjutkan ya Dinda.
Warnain yang bagus”,saya memutuskan mengakhiri percakapan ini karena Dinda
seakan tidak ingin berhenti bernyanyi di hadapan saya #ha3. memang begitulah
anak-anak, polos lucu dan menggemaskan.# (^o^)
Target Kedua: Ahsan (usia 6 tahun)
“Kalau Ahsan kenapa apelnya
warna hijau?” tanya saya pada anak laki-laki yang sedikit pendiam ini.
“Aku nggak suka warna merah”.
#Krik Krik Krik… tidak ada lanjutannya#. Jawaban yang singkat, jelas dan padat.
“Mengapa warna hatinya biru? Ahsan
suka warna biru?”. Dan dengan jawaban yang hampir senada, Ahsan mengatakan “iya”.#Lebih singkat dari yang pertama. Saya
rasa cukup sampai disini mewawancarai dia# (*0*)
Mari kita kembali ke pembahasan awal, lalu kenapa apel dan hati lebih
banyak identik dengan warna merah? Bagaimana dengan warna merah dan biru dimana
terkadang merah dikaitkan dengan anak perempuan sementara biru dengan anak
laki-laki#pengalaman penulis sewaktu memilih
kado untuk anak teman#. Padahal dilihat secara kasat mata, warna biru lebih
lembut dan cocok untuk menampilkan sisi feminim perempuan. Hal ini karena warna
merah sudah melekat pada bentuk “hati”#dilihat
dari warna organ ini# dan terlebih lagi hati berkaitan dengan perasaan, cinta,
kasih sayang, kelembutan. Dan karena wanita lebih dekat dengan semua aspek
tersebut maka warna merah kemudian menjadi sesuatu yang berhubungan dengan kaum
hawa.
Sebuah warna bisa dikaitkan dengan tanda, bentuk atau benda tertentu ketika
dimunculkan. Hal ini dikarenakan sebelumnya telah mengalami serangkaian proses identifikasi.
Ketika manusia melihat apel berwarna merah maka dengan tanpa sadar akan
langsung mengidentifikasikan warna merah tersebut sebagai buah yang
bersangkutan. Begitu juga dengan apel berwarna hijau, dimana otak akan menyimpan
informasi tentang warna-warna apel ini. Jika kemudian individu yang bersangkutan
menampilkan “berwarna merah” sebagai karakteristik apel, ini berhubungan dengan
pilihan dan kecenderungan masing-masing orang (pilihan yang Subjective). #catatan: seringkali lingkungan dan budaya secara
tidak langsung juga membentuk pola pilihan mereka (seperti pada kasus warna merah
dan biru di atas)#.
Life is never flat#mengambil jingle iklan makanan ringan #.Serupa
dengan kehidupan ini dimana berbagai masalah dan kesempatan datang silih
berganti. Kita dituntut mengambil keputusan dari beberapa pilihan. Kita memahami
ada banyak solusi yang bisa kita pertimbangkan dan beberapa dari itu
memperlihatkan adanya keseragaman opsi#keseragaman= banyak orang memilihnya#. Akan
tetapi, tidak setiap yang sama akan terasa sama, karena kita pada dasarnya diciptakan
berbeda. Jalan yang kita tempuh juga pastinya berbeda. Nothing goes wrong if we choose
to be different. (tidak ada yang salah jika kita memilih menjadi berbeda).
Jadi jangan takut untuk menjalani sesuatu yang lain dari orang kebanyakan jika
Anda merasa itu baik bagi Anda dan selama
tidak bertentangan dengan norma agama.
Yang ingin saya garis bawahi disini adalah: Pilihlah apapun itu sesuai
dengan hati nurani Anda#ups… saya bukan simpatisan
salah satu parpol lho#. Ada berbagai warna (pilihan) dalam hidup ini dan apapun
pilihan (warna) yang Anda ambil, itulah Anda. Jangan merasa terbebani karena pilihan
Anda berbeda dari mereka.
Because Red or Blue, Its you
… Semoga bermanfaat.