Welkomen This Is Me - The one and only Wina Anggari

And the stories begin ....

Sunday, May 20, 2012

Teachers Adalah Ed-3


Ini dia lanjutannya (selamat membaca ya)
Bagian 3
Assimilate roles (A) atau asimilasi berbagai peran
            Seorang guru mempunyai banyak peran, tidak hanya sebagai seorang pengajar tetapi juga sebagai orang tua, teman, kakak bahkan seorang motivator bagi anak didiknya serta peran-peran lain yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didiknya. Sukadi (2009:19) mengutip Adam dan Decey dalam buku mereka Basic Principles of Student Teaching mengatakan bahwa dalam proses belajar-mengajar, guru memiliki berbagai peran, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengantar lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan konselor. Dengan berbagai peran ganda yang harus dijalani, seorang guru sering mengalami stress terlebih lagi pada guru pemula yang masih mengerucutkan  konsep pemikiran dan pengetahuannya sebagai pengajar semata Sebagai pendidik, pengasimilasian peran ini harus diperhatikan. Anak didik diibaratkan kertas yang masih kosong dan guru adalah pengisi dan pemberi warna didalamnya. Pemberian warna yang berbeda pada masing-masing kertas dan gradasi yang ditimbulkan akan mengubahnya menjadi sebuah mahakarya yang luar biasa. Disini guru dituntut untuk memainkan berbagai macam warna. Dengan kata lain, guru harus bisa secara fleksibel berperan ganda yang disesuaikan keadaan anak didiknya. Satu hal yang perlu ditekankan, pengasimilasian ini tetap tidak bisa mengubah perbedaan peran dan kedudukan antara seorang guru dan anak didik. Kedua pihak tidak diperkenankan saling melampaui batas yang sudah ditetapkan, dalam hal ini berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing.

Bagian 4
Characterization and self-awareness (C) atau karakterisasi dan kesadaran dari diri sendiri
            Menurut Sukadi (2009) seorang guru efektif memiliki dua puluh ciri kepribadian yaitu: memiliki stabilitas emosi, percaya diri (optimis), memiliki kesabaran, sederhana, tahu batas, adil, realistis, humoris, berpenampilan tenang, antusias (bersemangat), menghargai peserta didik, selalu mawas diri, berpikir positif, disiplin, bertanggung jawab, berwibawa, perhatian terhadap siswa, selalu belajar, membangun citra diri sehat para siswanya, berpenampilan menarik. Pada intinya berkutat pada bagaimana seorang figur guru menampilkan sisi positif mereka dihadapan anak didiknya. Dan yang lebih krusial adalah self awareness atau kesadaran terhadap diri sendiri. Kesadaran ini meliputi pemahaman tentang kekurangan dan kelebihan diri sendiri sebagai seorang guru serta bagaimana menempatkan pada porsi yang tepat sebagai seorang pendidik. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk membentuk aura positif yaitu Appereance atau penampilan, Attitude atau sikap dan pembawaan, serta Aptitude atau  keahlian.
            Appereance berkaitan dengan penampilan keseharian guru ketika mengajar. Disadari atau tidak penampilan serta gaya berbusana seorang guru berpengaruh terutama selama kegiatan belajar mengajar. Ketika para pengajar ini berpakaian secara berlebihan dan tidak pada tempatnya akan cenderung menimbulkan berbagai reaksi dari anak didiknya baik secara terang-terangan atau tersembunyi. Konsentrasi anak didik akan terpecah diantara ketertiban mendengarkan penjelasan guru mereka dengan kesenangan mengomentari penampilan guru mereka saat proses belajar mengajar berlangsung. Seperti disebutkan diatas bahwa seorang guru memang harus berpenampilan menarik tetapi banyak yang kemudian salah menafsirkan bahwa menarik berarti harus bergaya busana yang lain daripada yang lain setidaknya terlihat lebih dibanding sejawatnya.  Menarik adalah ketika ada kesesuaian, keselarasan dan ini bisa tercermin dari kesederhanaan. Guru yang berpenampilan menarik adalah yang berpakaian sederhana, sopan serta mengetahui batas atau etika dalam berbusana.
            Attitude berhubungan dengan sikap atau pembawaan seorang pengajar seperti sifat sabar, berwibawa, penampilan tenang, humoris dan seterusnya. Tidak ada manusia yang terlahir dengan semua pembawaan positif diatas akan tetapi semua mempunyai kesempatan untuk menjadi lebih baik. Pembawaan seorang guru mendorong anak didiknya memberikan apresiasi terhadapnya. Apresiasi yang positif berbentuk penghargaan serta kecenderungan untuk menghormati dan menaati perintah gurunya sedangkan apresiasi negatif berupa perlawanan serta keengganan untuk menghargai dan melaksanakan perintah gurunya. Apresiasi inilah yang juga mendukung keefektivan proses pembelajaran.
            Aptitude mengacu pada skill atau keahlian yang dimiliki seorang pengajar yang relevan dalam proses pembelajaran misalnya keahlian dalam mengontrol emosi, mengatur kelas, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan lain-lain. Keahlian-keahlian seperti ini sangat penting Karena salah satu faktor pendukung terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif bersumber dari keahlian dan performa guru di dalam kelas. Penampilan dan pembawaan memang mutlak harus dimiliki pengajar tetapi kedua hal tersebut tidak banyak memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan pembelajaran efektif jikalau pengajar bersangkutan tidak memiliki aptitude yang baik.
            Ketiga hal tersebut (appereance, attitude serta aptitude) bisa dijadikan acuan untuk menempatkan kekurangan dan kelebihan kita pada porsi yang tepat, sewajarnya dan seharusnya saja. Diharapkan dengan mendalaminya akan lebih mudah bagi pengajar pemula untuk memunculkan aura positif mereka.

No comments:

Post a Comment