Welkomen This Is Me - The one and only Wina Anggari

And the stories begin ....

Thursday, May 24, 2012

Teachers Adalah Ed-5


Ini adalah bagian terakhir dari seri "Teachers Adalah". Semoga bermanfaat dan mohon maaf bila masih banyak tedapat kesalahan dalam tulisan saya. Apabila berkenan, mohon kritik dan sarannya juga ya. Gumawo n  Please enjoy :)
Bagian 7
Reassess and evaluate (R) atau penilaian dan evaluasi
            Penilaian dan evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembelajaran pada kurun waktu tertentu. Munthe (2009) memaparkan konsep tentang desain evaluasi pembelajaran dalam tiga hal yang meliputi test (tes), measurement (pengukuran) dan evaluation (evaluasi). Untuk pengajar pemula beberapa prosedur pembuatan silabus atau course outline, tugas-tugas atau assessment, serta format standar yang memuat kriteria-kriteria dalam penilaian terkesan rumit dan kompleks. Pengajar pemula bisa mendapat referensi dari buku-buku pembelajaran sebagai acuan untuk pembuatan desain penilaian dan evaluasi yang tentu saja penerapannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Mereka bisa belajar mengintegrasikan ketiga konsep desain evaluasi dengan perencanaan quiz (tes kecil), pre test atau post test sebagai bagian dari desain yang pertama. Kemudian menentukan indikator-indikator yang harus dicapai anak didik sebelum proses pemberian materi dan diakhir pembelajaran sebagai bagian dari pengukuran atau measurement yang nantinya membantu dalam memberikan penilaian yang lebih obyektif. Terakhir yaitu melaksanakan evaluasi atau ujian dengan mempertimbangkan kedua komponen sebelumnya.


Bagian 8
Sense of sincerity (S) atau perasaan ikhlas
            Love is to give and ask nothing for return (cinta itu memberi tanpa mengharapkan balasan). Keikhlasan untuk memberi dan menerima sering terlupakan ketika sebuah profesi sudah bersentuhan dengan kebendaan atau materi. Profesi guru memang bukanlah ladang basah pencapaian kekayaan materi tetapi profesi ini adalah ladang basah pencapaian kekayaan intelektual dan spiritual. Menjadi guru tidak selalu kaya raya tapi mereka kaya ilmu dan amal. Menyandang status sebagai fasilitator ilmu pasti dipenuhi dengan tantangan tetapi dengan meneguhkan perasaan ikhlas dihati, semuanya akan menjadi lebih mudah untuk dijalani.
Trust me…

Akhir
Our deepest fear is not that we are inadequate.
Our deepest fear is that we are powerful beyond measure.
It is our Light, not our darkness that most frightens us.
We ask ourselves, Who am I to be brilliant, gorgeous, talented, fabulous?
Actually, who are you not to be?
You are a child of God. Your playing small does not serve the world.
There is nothing enlightened about shrinking so that other people do not feel insecure around you
We were born to make manifest the glory of God that is within us.
And as we let our light shine, we unconsciously give other people permission to do the same.
As we liberated from our own fears, our presence automatically liberates others.
(“Akeelah and the Bee” the movie, mengutip puisi Marianne Williamson “Dream of this”)
            Terjemahan: ketakutan paling mendasar pada diri manusia bukanlah ketika mereka merasa tidak mampu tapi ketika mereka menyadari bahwa setiap dari mereka terlahir memiliki kekuatan luar biasa. Cahaya yang terpancar dari jiwa kita adalah sumber ketakutan kita dan bukan kegelapan yang selama ini membayangi kita. Yang kita butuhkan adalah melepaskan kekuatan yang sudah diberikan Tuhan kepada kita dengan menjadi diri sendiri dan bukan orang lain. Jika kita membebaskan diri dari ketakutan kita maka secara otomatis kehadiran kita juga membebaskan ketakutan-ketakutan manusia lainnnya.
            Kedelapan konsep diatas akan menjadi sesuatu yang menguap dengan sendirinya jika para guru pemula tidak memilki keberanian untuk mencoba mengaplikasikannya. Setiap manusia memilki ketakutan dan kecemasan abstrak terhadap sesuatu yang belum mereka jalani sebelumnya. Akan tetapi setiap dari mereka juga dianugerahi kekuatan untuk melawannya. Yang menjadi kunci dalam semua ini adalah keteguhan untuk jangan menyerah, terus berusaha, percaya pada kemampuan diri sendiri dan percaya pada kekuatan dan kekuasaanNya.
                                                                                                            Malang, Maret 2010
Referensi
Sukadi. (2009). Guru Powerful : Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu.
Munthe, Bermawi. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

No comments:

Post a Comment