Selanjutnya adalah seperti berikut ini:
Bagian 5
Host
of fairness and honor (H) atau Penjunjung keadilan dan pemberi penghargaan
Seperti
telah disampaikan oleh Sukadi (2009) bahwa guru juga berperan sebagai pengatur
lingkungan dalam proses belajar mengajar. Dalam mengatur dan menertibkan anak
didiknya, aspek keadilan menjadi esensi penting yang mendorong terciptanya lingkungan
belajar yang efektif dan kondusif. Prinsip keadilan ini meliputi keadilan dalam
pemberian nilai atau obyektivitas, pemberian hukuman, pemberian perhatian,
pemberian reward yang merupakan wujud nyata dari penghormatan dan penghargaan
terhadap anak didiknya. Seringkali pengajar berat sebelah pada setiapnya
dikarenakan keberagaman kondisi mental dan psikologis anak didiknya. Setiap dari mereka adalah unik dan kita
sebagai guru wajib mengistimewakan tiap-tiap dari mereka. Akan tetapi
pemberian penghargaan serta pengistimewaan tiap-tiapnya harus tetap berpedoman
pada prinsip keadilan demi terselenggaranya keseimbangan dan keteraturan dalam
proses pembelajaran.
Bagian 6
Explorer habit (E) atau kebiasaan
menjelajah
Meskipun
seorang pengajar pemula telah terbekali ilmu secara teoritis tetapi mereka
tetap harus belajar meningkatkan kemampuan dan keprofesionalan untuk menjadi
guru efektif. Oleh karena itu, sebaiknya para pemula ini harus sedini mungkin
menanamkan kebiasaan untuk menjelajah ilmu pengetahuan. Kebiasaan ini akan
mendorong mereka untuk menjadi: Learner
from and by other (pembelajar dari orang atau hal lain), Updater information (pengupdate
informasi baru) serta Education Community
Membership (menjadi anggota komunitas pendidikan). Untuk menjadi Learner from and by other, pengajar
pemula bisa belajar dari teman sejawat ataupun senior, menerapkan literature
study dengan pembelajaran otodidak dari buku-buku bergenre pendidikan ataupun
buku-buku psikologis serta buku lain yang relevan, belajar dari dunia luar
melalui media massa, film, seminar, workshop atau pelatihan-pelatihan
pendidikan. Contoh pembelajaran melalui film misalnya dari film drama seri
Jepang berjudul Gokusen. Film ini menceritakan bagaimana perjuangan seorang
guru pemula yang harus beradaptasi dengan kerasnya lingkungan kerjanya di sebuah
SMU yang terkenal dengan praktek bullying nya baik terhadap sesama siswa maupun
pada guru-gurunya. Cerita bermula ketika seorang gadis yang merupakan cucu dari
pemimpin Yakuza menjadi guru matematika baru di sekolah tersebut dan
ditempatkan pada satu kelas dimana didalamnya banyak dihuni anak-anak
pemberontak, pembangkang yang tidak hormat pada guru-gurunya. Sebenarnya dengan
memanfaatkan latar belakang Yakuza yang dimilikinya, guru muda ini bisa saja
dengan mudah menertibkan anak didiknya tapi dia memilih melakukannya sendiri
tanpa bantuan gengnya. Pelajaran moral yang bisa dipetik adalah setiap orang
mempunyai power atau kekuatan besar untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup
dengan atau tanpa kekuasaan orang lain yang mendukungnya dari belakang. Menjadi guru
adalah pekerjaan yang penuh tantangan seperti halnya profesi-profesi lainnya
dan jiwa-jiwa yang tertantang masih punya banyak kesempatan untuk mengatasi itu
semua. Updater information menuntut pengajar
untuk menjelajah baik dunia nyata atau maya dan mengharuskan selalu peka
terhadap informasi dan isu-isu global terkini serta perubahan-perubahan
disekitarnya. Education Community
Membership menganjurkan mereka untuk bergabung pada milist atau
komunitas-komunitas seperti Sangguru Community, Klubguruindonesia, dunia guru
atau komunitas-komunitas pendidikan lainnya. Keanggotaan kita dalam komunitas
tersebut akan banyak memberikan manfaat dan kontribusi dalam peningkatan
kredibilitas kita sebagai guru karena komunitas ini akan secara periodik
memposting artikel-artikel baru seputar dunia pendidikan kepada para membernya.
No comments:
Post a Comment